This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 24 Maret 2017

Konflik Timur Tengah

              Dunia modern sekarang ini konflik semakin bergejolak, khususnya negara-negara islam yang ada ditimur tengah. Perang tak henti-hentinya padam,dan kerusuhan tiada akhir yang menyebabkan rakyat timur tengah merasakan tak ada lagi kedamaian dan jaminan akan kelangsungan hidupnya dihari esok.
Ketika kita berbicara mengenai konflik timur tengah, tentunya kita akan lebih tertuju terhadap dua negara besar yang sama-sama bernuansa islam yakni Arab Saudi yang  berpopulasi 24 juta jiwa, 85% beraliran sunni sedangkan Iran yang memiiki populasi sekitar 85 juta jiwa dan 91 %  beraliran Syiah. Perbedaan aliran islam yang dianut oleh kedua negara besar tersebut tentunya menjadi salah satu faktor yang mendasari terjadi konflik yang berkepanjangan. Sebelum membahas konflik yang terjadi antara Arab Saudi dengan Iran, akan lebih baiknya jika kita mengetahui sejarah dari kedua aliran yang dianut kedua negara tersebut.
           Pada awalnya konflik ini terjadi setelah rasulullah  wafat. Rasulullah tidak sempat mewariskan kekuasaan kepada salah satu sahabatnya sebelum dia wafat sehingga kelima sahabatnya terpecah belah dengan ideologi masing-masing yang ingin berkuasa hal ini lah yang menyebabkan konflik terus-terusan terjadi sampai sekarang.
Konflik yang terus-terusan terjadi ditimur tengah memicu munculnya kelompok-kelompok islam radikal seperti mana yang kita ketahui isis misalnya yang sekarang banyak diperbincangkan dan menjadi musuh bersama.
        Konflik yang terjadi ditimur tengah bukan hanya kebencian,bukan hanya hanya kelompok-kelompok radikal yang tumbuh, jika kita melihat demikian itu artinya kita melihatnya dengan menggunakan kacamata kuda. Perlu kita ketahui bahwa yang terjadi ditimur tengah  adalah impereailism dan imperealism ditandai dengan ekspansi ekonomi,perluasan wilayah politik,dan penyebaran agama,hal ini lah yang tengah terjadi ditimur tengah akan tetapi ketiga imprealism ini diramu menjadi satu dan melahirkan kelompok-kelompok radikal yang berideologi yang berbeda-beda.
Banyak reprensi terkait isu timur tengah, munculnya gerakan-gerakan radikal seperti ini bukan hanya perbedaan ideologi melainkan adanya ketidak adilan sosial, dan kesenjangan ekonomi yang terjadi di timur tengah. Ekspansi negara-negara eropa kewilayah Asia,afrika, dan timur tengah memicu pula gerakan-gerakan radikal bermunculan, di Mesir misalnya telah berdiri kelompok economuslim yang dalam waktu singkat bisa menggalang massa begitu pesatnya karna adanya isu imperealisme yang waktu itu menguasai Mesir. Jadi munculnya gerakan isalm radikal ini disebabkan danya isu imperealism,ketidak adilan sosial, kesenjangan sosial, dan ada pula ketidak puasan terhadap pemerintah yang berkuasa.
                Sebagai negara yang memiliki populasi muslim terbnyak kedua tentunya kita juga akan berbicara mengenai langkah indonesia dalam menyikapi konflik yang terjadi di timur tengah. Indonesia memberikan konsep islam nusantara yang seperti mana kita ketahui bukan bagian dari sekte islam, yang mampu menghargai nilai-nilai budaya ,kearifan lokal yang ramah dan toleran., Islam Nusantara sangat berbeda dengan yang ada ditimur tengah yang lebih eksklusif.
Jadi nilai-nilai islam Nusantara yang akhir-akhir ini didengarkan, bagaimana kita diajarkan islam secara inklusif. Seperti kita ketahui islam masuk di Indonesia bukan melalui jalur kekeran maupun peperangan berbeda dengan islam yang ada di Eropa, Afrika bagian utara. yang masuk melalui jalur penaklukan dan ekspansi. Jadi tentara-tentara islam yang berpusat di timur tengah mengirim pasukan untuk mengekspansi wilayah-wilayah kemudian melakukan penyebaran agama Islam. Di indonesia sendiri islam masuk melalui jalur perdagangan , Tasawuf, dan ajaran Sufi, bukan melalui jalur politik kekuasaan sehingga islam yang muncul  di Indonesia adalah Islam yang rama dan toleran.
                Konflik berkepanjangan yang terjadi di timur tengah tak  lepas pula campur tangan pihak ketiga yakni negara-negara barat yang terus-terusan mengadu domba negara-negara islam. Hal ini disebabkan karna adanya kebencian negara barat saat islam mengekspansi dan menyebarkan agama di negri eropa khususnya Cordoba yang menjadi pusat islam eropa, bukan hanya itu pula akan tetapi dekade terakhir ini negara timur tengah mengalami kemajuan ekonomi sedngkan negara-negara barat perlahan mengalami kemunduran. Merespon hal ini para tokoh-tokoh penting barat yang punya otoritas, termasuk di dalamnya para intelijen, menggelar pertemuan untuk membahas bagaiman langkah politik yang ditempuh. Hasil keputusan tersebut salah satunya melakukan konspirasi untuk memecah belah semangat persatuan dan kesatuan negara-negara islam yang notabenenya berada di timur tengah.
Sejumlah organisasi juga di gerakkan di daerah strategis timur tengah yang menjadi penyebab timur tengah bergejolak, rawan konflik dan tak pernah damai. Salah satu bentuk organisasi, misalnya berbentuk organisasi islam radikal. Sebagai spekulasi ISIS bisa jadi adalah bentukan negara Barat yang punya otoritas penuh.
                Kita sering bertanya-tanya mengapa timur tengah rawan konflik, mengapa timur tengah tak pernah damai padahal Islam tak pernah mengajarkan peperangan tentu jawabannya adalah keberhasilan konsfirasi barat mengadu domba, memecah belah, dan membuat situasi tidak stabil di negar-negara kawasn timur tengah.

Atas nama perdamaian dan kemanusiaan kita sebagai umat muslim harus saling bersatu dan kuat dalam mengahadapi politik adu domba yang dilakukan oleh negara-negara barat, sebab persatuan dan saling menghargailah yang akan menimbulkan perdamaian.  

Minggu, 12 Februari 2017

Rindu Tanah Kepada Hujan
Hari demi hari berlalu dengan berbagai kebahagiaan
Tapi ada suatu kebahagian yang hilang.
Kebahagian akan kehadiran kasih sayang dari seorang yang dicintai
Tanpanya  hidup berlalu bagaikan angin
Yang Hanya mengisahkan kenangan sesat.
Derita hidup menanti kehadirannya
Menjelma menjadi ketakutan yang menemani perjalanan hidup.
Hari ini penantian itu telah usai
Kini engkau hadir dalam hidupku.
Kebahagiaan yang aku rasakan saat ini
Tak sanggup lagi kuungkapkan dengan kata.
Kehadiranmu membuatku terbuai dalam harapan,
Harapan agar bisa bersamamu selamanya.
Saat engkau tersenyum,
Saat engkau tertawa,
Disitulah kebahagianku berada.
Dan
Disaat engkau bersedih
Disaat engkau marah
Disitulah penderitaanku yang tiada bisa menandinginya.
Namun Waktu berlalu begitu cepat
Kini kita terpisah oleh jarak
Segenap Hatiku luluh lantah
Mengiringi kepergianmu
Sungguh  kutaksanggup berpisah dari sisimu
Namun harus aku yakini bahwa cinta ini takkan berakhir
Walau kini aku harus kembali merindu 
Tapi kerinduanku
Bagaikan rindu tanah kepada hujan dikala kemarau datang
Aku akan tetap sabar menanti kehadiranmu disisiku
Menghabiskan waktu bersamamu
Didunia yang fana ini dalam ikatan cinta.







Rabu, 30 November 2016

Perjalanan Hidup Arung Palakka
Hingga ke Batavia

            Suatu hari tepatnya tanggal 15 september 1624 lahir seorang putra bangswan di wanua Lamatti kerajaan Mario Riwawo. Anak itu memiliki tubuh yang besar dan kemauaannya tidak bisa dibatasi sehingga diberi nama La Tenri Tatta Toapatunru.
            Diwaktu kelahirannya keadaan antara kerajaan saat itu tidaklah kondusip, peperangan silih berganti terjadi antar kerajaan-kerajaan besar.
            Saat latenri tatta berumur  11 tahun kerajaan Bone yang dipimpin La Maddaremmeng mengalami kekalahan. Karna kerajaan Bone dianggap sebagai kerjaan besar dan penaklukannya membutuhkan biaya yang besar maka kerajaan Bone dijadikan kerajaan palili ata ri kale.
            Pasca peperangan itu  raja beserta bangswan serta prajurit kerajaan bone di tahan ditempat pengasingan Sanrangen. La Tenri Tatta termasuk bangsawan  yang diasingkan bersama dengan orang tuanya. La Tenri tatta mendapat perlakuan yang berbeda dengan bangswan lainnya. Dia diasuh dan dijadikan pembawa Ammiccung  oleh karaeng Patingalloang. Dari sinilah La Tenri Tatta banyak mendapatkan pengetahuan dan mengetahui pulah sistem pemerintahan kerajaan Gowa.
            Dikarenakan La Tenri Tatta dimata Karaeng Patingalloang dianggap sebagai anak  yang penurut,tidak banyak tingkah dan pasih menguasai bahasa melayu dan dalam permainan yang sering dimainkan oleh anak bangsawan seumurannya tiddak ada yang bisa mengunggulinya maka karaeng Patingalloan menjadiakannya sebagai anak angkat. La tenri Tatta diberi gelar paddaengeng Dg. Serang oleh karaeng Patingalloang. Nama inilah yang menjadi sapaan akrab Latenri Tatta sewaktu berada di kerajaan Gowa.
            Latenri tatta Selama mendampingi Karaeng Patingalloang dia mengenal banyak petinggi kerajaaan Gowa disini pula dia mengenal I Mallombassi yang dijodhkan sejak kecil dengan kakak angkatnya. La Tenri Tatta juga seringkali mengunjungi tempat penggalian parit benteng Ujung Pandang disinilah dia meliahat orang senegrinya dipekerjakan.
            Setelah meninggalnnya karaeng patingalloang pada tanggl 15 september 1654. Latenri Tatta bersama keluarganya berganti tuan ke tangan karaeng Karungrung yang merupakan putra dari karaeng Patingalloang. Berbeda dengan ayahnya karaeng karunrung memiliki sikap yang keras dan bertindak semena-mena terhadap para tawanan.
            Suatu waktu benteng Panakukang jatuh ketangan VOC, kekhawatiran besar terjadi dalam kerajaaan Gowa. Raja Gowa beserta Bate salapang  menggelar Tudang Sipulung. Hasil dari pertemuan itu diputuskan untuk menghalui jika terjadi serangan oleh VOC pertahanan Gowa harus segera diperkuat dengan pembangunan benteng Ujung Pandang harus segera diselesaikan.
            Kareng karunrung dipercayakan bertanggung jawab dan memantau pembangunan benteng tersebut. Agar pembangunan benteng Ujung Pandang segera rampung maka diperintahkan kepada Jennang To Bala untuk mendatangkan 10.000 pekerja dari kerajaan Bone dan Soppeng.
            Jennang To Bala segera melaksanakn perintah tersebut dia tak punya waktu untuk memilih orang yang akan direkrutnya selama fisiknya memumpuni dia direkrut. Dengan alat dan bekal rakyat Bone berangkat ke Gowa.  Sesampai di Gowa banyak diantara pekerja itu jatuh sakit karna kelelahan terutama dari golongan anak-anak. Kabar kedatangan 10.000 rakyat tersebut sampai ditelinga tawanan bangsawan Bone. Banyak diantara mereka memutuskan untuk menengok orang-orang senegrinya ketika baru tiba ditempat pembangunan.
            Iba hati melihat penderitaan orang-orang senegrinya dipekerjakan.  Mereka dipekerjakan dibawah terik matahari pantai yang sangat menyengat kulit, mereka bekerja dari pagi sampai petang. mereka hanya diberi waktu sedikit untuk beristirahat dan makan dari bekal nasi jagung dan serbuk ikan kering yang lebih banyak garam daripada ikannya. Sunggu naas nasip yang menimpa rakyat sengrinya mereka yang bermalasan dicambuk oleh mandor yang tak kenal perikemanusiaan bahkan yang dianggap membangkan kakinya dirantai sambil bekerja, tak hanya itujika kedapatan ada yang melarikan diri mereka akan dihukum mati.
            Tidak hanya itu karna tenaga kerja yang diaanggap masih kurang maka karaeng karunrung memerintahkan para bangswan Bone untuk bekerja termasuk La tenri Tatta. Perintah untuk mempekerjakan bangsawan tidak bisa di terima oleh jennang To Bala  dia menganggap bahwa melibatkan bangsawan dalam pekerjaan kasar terlebih jika bengsawan itu memiliki dari To Manurung merupakan sebuah penghinaan besar. Dari sinilah muncul dibenaknys untuk merangcang strategi melarikkan diri beserta para pekerja itu dari kerajaan Gowa.
            Sepulang dari tempat pekerjaan pembuatan Benteng La Tenri Tatta mendapati ibu beserta istrinya tengah tertunduk sedih hal itu tentu membuatnya khawatir dan segera menayakan apa gerangan yang sudah terjadi. Setelah menngetahui ayahnya telah dibunuh secara keji oleh pasukan kerajaan Gowa karna memberontak saat melihat pekerja yang melarikkan diri dibunuh seperti hewan.
La Tenri Tatta tak sempat melihat jasad ayahnya kerna segera dikuburkan paska peristiwa itu. Hal ini membuat La Tenri Tatta sangat marah meskipun dia tidak bisa berbuat apa-apa.
            Beranjak dari peristiwa kematian kakek dan ayahnya beserta penderitaan rakyat senegrinya yang tak pernah lepas dari pikirannya, maka dia menerima tawaran jennang To Bala untuk memlarikkan diri tempat pembangunan benteng Ujung Pandang.
Pertemuan untuk mematangkan strategi pelarian dilakukan saat malam hari secara sembunyi-sembunyi, meskipun tanpa pengcahayaan tidak menyurutkan semngatnya untuk menyusun rencana pelarian. Setelah rencana pelarian tersusun dan pimpinanan pelarian telah diputuskan termasuk La Tenri Tatta memimpin sebagian dari kelompok Pelarian beserta bangswan lainnya. Kini hanya menunggu waktu yang tepat untuk melaakukan aksi pelarian.
            Waktu yang dianantikan pun tiba, saat itu keraajan Gowa mengadakan pesta panen di Tallo dan keamanan dipusatkan di tempat pesta tersebut. Momen ini dimanfaatka oleh Latenri Tatta dan To Bala sebagai momen tepat untuk melaksanakan rencananya. Pelarian pun dilaksanakan saat malam hari tepatnya malam sabtu. Pelarian itu terpencar dengan pemimpin yang sesuai keputusan saat petemuan menyusun rencana pelarian. Mereka  berkumpul di  ditempat yang sudah ditentukan yang berada di wilayah kerajaan Bone. Dalam pelarian La tenri Tatta hampir terkejar oleh pasukan gowa di marusu (maros) tapi berkat bantuan dari orang Marusu La Tenri Tatta berhasil menjauhkan diri dari jangkauaan perajurit Gowa.
            Sesampai ditempat pertemuan La Tenri Tatta kemabali mendapatkan kabar sedih dia mendapakan kabar bahwa sehari setelah Ibunya  We Tenri Sui sebagai pewaris kerajaan Pallakka meninggal. Oleh karena itu rakyat Palakka membulatkan tekad untuk menjadikan La Tenri Tatta sebagai raja palakka, dari sinilah La tenri Tatta bergelar Arung Palakka.
            Sesampai Arung Palakka di Bone dia diperhadapkan persoalan kekuatan tempur untuk menghadapi agresi Gowa. Arung Palakka bersama To Bala berusah menghimpun kekuatan tempur dengan mengajak La tenri Bali raja Soppeng untuk ikut serta dalam pertempuran. meskipun mengalamai pro kontro dikalangan bangswan soppeng akhirnya La tenri Bali di pertemuan yang di kenal dengan Pincara Loppie ri Attapang menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan kepada arung Palakka. Dari pertemuan itu arung Palakka mendapat bantuan sebanyak 11.000 pasukan dari kerajaan soppeng.
            Suatu hal yang membuat arung Palakka sangat kecewa yakni ketika Arung Palakka meminta bantua kepada kerajaan Wajo yang sebelumnya meruapakan aliansi dari perjanjian Tellumpoccoe menolak untuk memberikan bantuan kepadanya.
            Peperangan antara pasukan arung Palakka dengan I Nallumbassi pertama kali terjadi di sulling daratan antara cenrana dan lamuru. Pasukan Arung Palakka tidak cukup kuat menahan pasukan Gowa, peperangan kemudian berlanjut di Matango dalam perang ini pasukan arung Palakka kembali kalah.
            Perang ketiga berlanjut ke daerah Labai sekitaran pegunungan dekat lamuru.Pada peperangan ini pasukan Arung Palakka berhasil menang dan memukul mundur pasukan Gowa. Pasukan tambahan Gowa segera dikirimkan bersama dengan ahli tembak dari Melayu, mereka dikirim melalui jalur laut dan tiba di Pammana disini mereka mendapat tambahan dari Wajo. Pasukan tambahan Gowa beserta Wajo memutuskan untuk menyerang Soppeng, wilayah soppeng diporak-porandakan, beberapa wilayah yang dilaluinya dibakar. Hal ini sangat berpengaruh tersehadapa pasukan Soppeng yang dipimpin langsung oleh La Tenri Bali yang kemudian memutuskan untuk mundur dari pertempuran dan kembali mempertahankan kerajaannya.
            Sekembalinya pasukan Soppeng membuat Arung Palakka kalah karna kehilangan kekuatan akhirnya Arung Palakka Terdesak di Ulaweng kemudian memutuskan untuk mundur ke pegunungan Mampu,peperangan kembali pecah dan Arung Palakka kembali mengalami kekalahan dan mundur ke daerah jaling sampai akhirnya terperangkap di Watampone.
            Dipertempuran lain pasukan yang dipimpin oleh To Bala terjadi di Lamuru  dengan prajurit Gowa yang dipimpin oleh Karaeng Sumannak pada pertempuran ini To Bala kena tembak dan jatuh dia pun tertangkap dan dipenggal. To Bala adalah orang yang paling dicari oleh kerajaaa n Gowa karna dianggap sebagai otak dari pelarian para pekerja bersama bangsawan yang ada di Gowa. Setelah berita meninggalnya To Bala prajurit Bone kehilangan semngat tempur terlebih lagi Arung Palakka berita kematian To Bala membuatnya bersedih bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Arung Palakka sangat asing dengan bone dia banyak mengetahui wilayah dan potensi kerajaan Bone. Arung Palakka pertama menginjakkan kaki di kerajaan Bone saat ia menggantikan ibunya sebagai raja palakka.
            Kematian To Bala tidak lepas dari serangan mendadak kerajaaan Wajo yang memebantu Gowa. Dengan sisa pasukan Arung Palakka menghimpun kekuatan bersama soppeng unutk menyerang Wajo. Setelah berhasil menghimpu kurang lebih 4.000  seranganpun segera dilancarkan tapi serangan itu gagal karna wajo mendapatkan bantuan dari kerajaan Gowa.
            Pasca kekalahan dari peneyerangan itu arung Palakka bersama pasukannya berlindung dari suatu tempat ke tempat lainyya,dari satu gua ke gua lainnya. Sementara pasukan kerajaan Gowa berada dimana-mana memngurangi gerak-gerak arung palakka.
            Pada 18 oktober 1660 karaeng Sumannak beserta pasukannya kemballi ke Gowa. Arung  Palakka kembali menyusun langkah untuk membangun kekuatan. Tetapi arung palakka lelah. Harapan sepertinys hanya tinggal harapan ibarat punduk merindukan bulan.
            Dalam keputusa asaan Arung Palakka muncul dibenakknya untuk meninggalkan tanah bugis untuk mencari bantuan, baginya mencari bantuan di tanah Bugis sepertinya sudah tertutup. Kerajaan gowa telah begitu besar kekuatannya menyebut namanya saja orang akan ketakutan.
            Arung Palakka beserta 400 pasukan setianya sepakat untuk meninggalkan tanah bugis tapi terkendala oleh biaya, Arung Palakka tidak mempunyai biaya untuk memnghidupi dirinya beserta pasukannya di perantuan, kini untuk mendapatkan bantuan hanaya bisa didapatkan oleh La Tenri bali yang selalu mendukungnya. Setelah bertemu dan menceritakan apa yang dialami dalam pelariannya La Tenri bali pun sepakat terkait rencana Arung Palakka dan memberikan emas dan benda pusaka sebnyak 60 kg. Sedangkan dari kerajaan Bone Arung Palakka tidak mendapatkan apapun, Bone sudah tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan, bangsawan banyak yang ditawan beserta harta bendanya dirampas. Pada saat itu bisa dikatakan Kerajaan Bone paling miskin diantara kerajaan lainnya.
            Pada 25 september 1660 Arung Palakka meninggalkan Bone dan berlayar menuju Buton, kepergian Arung Palakka ke Buton membuat kerajaan Gowa marah dan segera mempersiapkan pasukannya megejar arung Palakka.
Sesampai Arung Palakka ke Buton, dia beserta pasukannya ditempatkan ditempat yang berbeda-beda. Selama di Buton aung Palakka bersama sultan Buton kerap melakukan pertemuan untuk melepaskan diri dari pengaruh Gowa tetapi dikarenakan kerajaan Buton negri kecil dan tidak memiliki pasukan yng kuat sehingga dia hanya memberikan perlindungan kepada Arung Palakka.
            Tidak lama kehadiran Arung Palakka  sampai pulalah prajurit pengejar Arung palakka tetapi berkat tipu muslihat yang dilakukan oleh Sultan Buton Arung Palakka berhasul diselamatkan tanpa adanya peperangan.
Kurang lebih tiga tahun Arung palakka bermukim di Buton dia kemudian memutuskan berangkat ke Batavia setelah mendapatkan ususlan dari bangsawan Buton. Sebelum berangkat Arung Palakka mengutus Arung Pattojo untuk berangkat lebih dahulu dan mengatur pertemuan dengan petinggi VOC yang ada di Batavia. Akhirnya pada November 1663 Arung Palakka meninggalakan Buton dan berlayar ke batavia menggunakan kapal yang disediakan oleh VOC. Sesampai di Batavia Arung Palakka ditempatkan diwilaya Angke.
            Itu perjalanan arung palakka sehingga  bisa sampai di Batavia hingga menjalin sebuah aliansi yang akhirnya kerna aliannsi yang mereka jalin untuk memerangi Gowa sehingga Arung Pallakka dianggap Sebagai penghianat.  Peperangan antara VOC dengan kerajaan Gowa yang melibatkan Arung Palakka di pihak VOC diartikan sebuah penghianat bangsa. Pertanyaannya adalah Arung Palakka menghianat kepada siapa?.
            Pada zaman kerajaan perang menjadi solusi untuk memecahkan persoalan yang muncul. Perang sebagai jawaban untuk menjawab tantangan,semua kerajaan berusaha untuk merdeka. Mereka juga kerap kali membuat perjanjian untuk mengakhiri perang meskipun tak sepenuhnya dipatuhi. Kerajaan – kerajaan besar terkadang memaksakan kehendaknya sehingga perang kembali pecah. Kerajaan kecil mencoba membangun kerja sama agar kuat jika seandainya diserang. Mereka tidak mencari akar persoalannya  Dan hal inilah yang terjadi dalam sejarah panjang wilayah sulawesi selatan. Perang tak kunjung usai.
Jika demikian persoalannya sehingga mengapa Arung Palakka dalam pengembaraannya yang kontroversial menyusuri rellung-relung sejarah selalu berkata :
“ Kupergi meninggalkan Gowa.
Terbawa perasaan duka dan haru.
Inilah yang membuat daku datang berkunjung kepada “tuan”
Kuberharap mau mewujudkan harga diriku
Dan mengembalikan kembali hartaku
Semoga tuanlah yang mengantar daku kembali ke Gowa
Daku sudah ke negri Buton mencari kekuatan
Daku sudah ke negri Bima mencari kekuatan
Daku sudah ke negri Sumbawa mencar kekuatan
Daku sudah Ke negri Bali mencari kekuatan
Daku Sudah Ke Negeri Buleleng mencari Kekuatan.
Semua hanya berkata, daku tak punya kekuatan.
Itulah mengapa daku datang kemari kiranya  engkau dapat
Memulihkan harga diriku dan mengembalikan rasa kasih sayangku
Daku sangat berharap engkau juga dapat membawa diriku menyerang kembali ke Gowa.
            Untuk membebaskan negrinya dari penjajahan yang dilakukan oleh kerajaan gowa arung palakka sudah berkelana mencari bantuan kekuatan dari musuh kerajaan Gowa tetapi tidak ada yang  berani mengangkat senjata melawan Gowa bahkan kerajaan Wajo yang merupakan kerajaan tetangganya juga tak mau membantunya bahkan kerajaan wajo membantu pula memerangi pasukan Arung Palakka. Hal  ini  yang kemudian membuat Arung Palakka meminta bantuan kepada VOC yang dari dulu ingin menguasai kerajaan Gowa sebagai jalan terakhir.
            Memakai kecamata masa kini untuk menganalisa kejadian di masa lalu, merupakan hal yang membuat persoalan tambah rancu. Bagaimana mungkin memiliki seorang pahlawan nasional ketika negara belum terbentuk. Bagaimana mungkin mendeskreditkan seseorang menjadi penghianat ketika ketika tidak diketahui menghianat kepada siapa?.
            I Mallombassi meninggal di usia mudanya. Beliau Wafat setahun setelah runtuhnya benteng Sombaopu 24 juni 1669. Beliau wafat 12 juni 1670. Lain halnya dengan Arung Palakka yang meninggal kurang lebih 26 tahun pasca meninggalnya I Mallombassi. Lantas mengapa ada yang dikatan sebagai penghianat dan pahlawan padahal waktu itu mungkin konsep Negara Indonesia belumlah ada.
            Perlu kita ketahui pada waktu Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan masa-masa mempertahankan kemerdekaan ditahun  1945-1950, muncul sejumlah tokoh yang sangat berpengaruh  misalnya A. Pangerang Petta Rani, A. Mappanyukki, A. Djemma. Ketiganya adalah orang-orang yang sangat berpengaruh di era itu dan mereka adalah buah strategi arung palakka untuk mempersatukan kerajaan-kerajaan sulawesi selatun melalui politik perkawinan yang di lakukannya di abad XVII.
           


             

Minggu, 27 November 2016

Dua Putri Mahkota Meleleh
Dalam Tungku Kepedihan
            Sebuah Negri yang dirundung kemalangan oleh murka To Palanroe, negri yang bernama Tompo tikka merupakan negri yang menjadi tempat diturunkannya tomanurunge We Pada Uleng dan Totompoq La Urung Mpessi yang kemudian mereka menjadi sepasang kekasih. Dari perkawinan itu lahirlah dua  orang putri yang bernama We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng. Diumur anaknya yang mulai beranjak dewasa maka akan diadakanlah sebuah upacara tolak bala untuk putrinya tersebut. Di panggillah To Tenri Giling untuk menyebarkan undangan ke Sekolong langit dan Sepetala Bumi. Setelah undangan sudah tersebar dan  kini tibalah waktu diadakannya upacara tersebut, bebrbagai hidangan dan sesembahan telah disajikan akan tetatapi tak satupun tamu undangan yang nampak menyandarkan kapalnya di muara. Hal tersembut membuat perasaan manurunge tidak tentram maka di perintahkanlah To Tenri Giling untuk melihat tamu undangan di muara, karna takut kena murka segeralah dia berangkat kemuara. Di muara To Tenri Giling terus mengamati laut,pandangannya menerawang hingga keujung cakrawala tapi tak satupun layar kapal yang ia lihat.
            Sekian lama berada di muara, ia yakin bahwa tak akan ada kapal yang akan berlabuh di muara. Segera ia pergi keistana dengan tergesah-gesah masuk keistana dan bersujud dihadapan Urung Mpessie.
            Tak sabar menunggu Urung Mpessie segera bertanya:
            “bagaimana keadaan di muara? Apakah tamu undangan sudah datang. Sudah dilipatkah layar indah kapal mereka setelah mengarungi lawutan negeri seberang?”
            Dengan nada tergagap karna tak mampu menyampaikan apa yang ia lihat. Akhirnya To Tenri Giling berucap dengan mulut gemetar:
            “Meski telah menunggu lama dan memandang jauh ke tengah lautan. Tak satupun kapal besar dengan layar nan  indah yang terlihat bahkan perahu nelayanpun tak ada yang melintas”
            Mendengar berita yang tak menyenangkan itu murkalah La urung Mpessie segera dia memerintahkan untuk menghentingkkan dan mengosongkan gelanggangan tempat menyabung ayam. Karna tak mampu menahan diri lagi kemudian dia menuju keruang tamu tempat dihidangkannya makanan. Dengan nada keras dia menghamburkan semua makanan ,piring,gelas semuanya ia pecahakan bahakan nasi pun dia buang dan sebagian ia tumpahkan kesungai. Karna ulah La urung Mpessie membuat we Oddang Mpero sangiang serri bersedih karna mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya.
            Tiga bulan berlalu setelah kejadian itu Sangiang Serri benar-benar tak dapat menerima perlakuan dari penguasa Tompo Tikka maka naiklah ke Boting Langiq membawa amarah.
            Sesampai di Rualette segera ia bergegas menuju Sao Lette, didapatinya didalam balairung To Palanroe tengah duduk berdampingna dengan Datu Palingeq diatas tikar halilintar.
            We Oddang menyembah sembari meneteskan air matanya menyampaikan perlakuan La Urung mpessie kepada dirinya kepada To Palanroe. Setelah mendengar pernyataan We Oddang To Palanroe pun berkata “ janganlah engkau bersedih,jangan sampai hal ini menjengkelkan hatimu,terlebih mengecilkan hatimu. Karena ulah mdereka sebentar lagi akan ditimpa malapetaka. Akan berpisah roh We Pada Uleng dan La Urung mpessie. Akan kukirim To alebboreng,Paddengngengge,Perosola,dan Pulakallie untuk menyiksa manusia Tompoq Tikka.
            Mendengar hal itu,barulah lega perasaan we Oddang Mpero.ia benar-benar mersa puas sungguhpun demikian membuatnya takut untuk turun kebumi,memberikan kehidupan kepad manusia.
Setelah tiga bulan berada di Boting Langiq maka turunlah utusan yang diperintah To Palanroe menebari mala petaka di negri Tompoq Tikka. Semua tanaman menjadi rusak umbi-umbianmenjadi batu dan tanaman padi menjelma menjadi ilalang. Maka kelaparan pun merajalela sehingga seperti tempurung lutut manusia yang ada di Tompoq Tikka.
            Tidak berselang lama setelah peristiwa kelaparan. Disuatu malam We Pada Uleng ditimpa penyakit keras,ia tiba-tiba merasakan kegelisahan yang melanda hatinya,bagai dimabuk ombak  panas dadanya. Disampaikan perasaanya kepada suaminya tapi suaminya juga tidak tau apa yang mesti dilakukan kecuali menghiburnya tapi ia tak mampu menahannya bahkan rasa sakit ia derita mulai menjalar keseluruh tubuhnya.
            Karna tak kuasa melihat penderitaan istrinya La Urung Mpessie kemudia mengutus  We Majang untuk memanggi Puang Matoa tapi sayang Puang Matowa telah kembali kekayangan.
Kemudian We Majang mencoba untuk memanggil We Maddetia dan We Linroijeq yang merupakan salah satu Bissu yang turun bersama Tomanurunge. Sesampainya diistana segera ia mempersiapkan peralatan upacara setelah persiapan selesai segera ia melapalkan maantra sampai tak sadarkan diri tak lama setelah direbahkan makan naiklah rohnya ke Boting Langiq.
            Sesampai Di Boting Langiq didapati roh We Pada Uleng dan La Urung Mpessie sambil menyembah segera Linrojieq memintanya untuk kembali ke Tompoq Tikka untuk menemui anak kesayangannya yang tak hentinya menangisi mereka tetapi kedua roh tersebut tak pernah menyahut bahkan bergerak sedikitpun sampai roh kedua bissu itu kembali.
            Setelah tersadar La Urung Mpesssie segera menyakan keadaan istrinya dan We Maddetia menjawab “ Tidak Ada harapan Lagi,bahkan Hamba melihat roh tuan berada di Boting langiq.”
            Mendengar perkataan tersebut La Urung Mpessie bertambah terlukalah perasaannya,kesedihan merambati seluruh kesadarannya kemudian dia duduk disebalah istrinya sembari mengusap kepal istrinya sambil memebrikan semangat istrinya.
            Dihari itu pula La Urung Mpessie terkena penyakit parah iapun terbaring lemah disamping istrinya. Melihat orang tuanya terbaring lemah bertambah pulalah kesedihan kedua putrinya,tak henti-hentinya mereka menangis. Air mata kedua pewaris tahta itu mengalir deras diikuti pula seluruh inang yang tak sanggup melihat kedua putri itu tak hentinya menangis bahkan kedua putri itu merelakan dirinya untuk ditimpa pula penyakit.
            Ditengah kebingungan dan keputusasaan tiba-tiba We Pada Uleng terbangun dan meraih kedua tangan anaknya sembari berkata “jauhkan air mata dari kedua bola matamu anakku.janganlah kalia bersedih. Aku harap kalian bisa hidup saling mengasihani. Tinggallah kalian didunia ini dengan tenang. Sebab penyakitku tak dapat lagi di obati. Sudah padam rupanya lentera jiwaku.”
            Mendengar perkataan ibunya air mata yang tadinya redup,sekejap kembali bercucuran. Suara tangis kedua putri itu menggetarkan seluruh kerajaan. Tak sanggup mereka menatap kepasrahan dan kepedihan yng terpancar dari sorot mataperempuan yang ia cintai.
            Tujuh malam semenjak ditimpakannya penyakit keras hingga menjelang tengah malam wajah keduanya semakin pucat dengan tubuh yang sangat keras. Meski begitu ia berusaha berbicara dan menyampaikan wasiatnya.
            Setelah wasiatnya disampaikan suaranya semakin lemah dan penyakitnya kian menggerogoti tubuhnya. Sepertinya doa-doa yang terus dipanjatkan tak mampu lagi mengembalikan jiwanya. Tak lama waktu berselang kedua penguasa tompoq tikka dihembus waktu,nafasnya tandus,nadinya membatu. Tubuh La Urung Mpessi dan We Pada Uleng pun menjadi mayat diatas istana kencananya.
            Bagai dahan patah suara jerit tangis orang yang menyaksikan peristiwa pilu itu. We Adiluwuq dan We Datu Senggeng menjerit sejadi-jadinya. Air matanya benar-benar telah membuat penglihatannya buram.
            “Duhai puang,mengapa engkau tega engkau tega tinggalkan ketururnan yang engkau lahirkan bawalah aku kealam baka,sebagai buah tangan dihari akhirat. Aku tak ingin tinggal didunia ini hanya memandangi istana yang engkau tinggalkan yang semakin menambah kesedihanku” ratap We Adiluwuq.
            We Datu Senggeng bagai orang yang hilang ingatan, jeritannya bagai mengembara di kolong langi hingga membumbung kelangit menembus ke Peretiwi.
            Tak ingin berpisah dengan orang tuanya kedua putri itu terus saja menangis sembari mengikuti jasad orang tuanya yang hendak diusung ketempat penguburan.
“ Bawalah aku bersamakalian. Tak adakah rasa sedih di hati kalian, saat tiba diakhirat nanti kalian tak melihatku.” Ucap We Adiluwuq ter sungut-sungut. Menangis pula We Datu Senggeng sembari memeluk tubuh kakaknya sambil berkata :
            “Kini tak ada lagi tempat bagi kita untuk bergantung,kakanda. Kesialan,kemalangan kita betul-betul telah menjelma.”
            Berkata We Temmamalaq mendengar perkataan anak yang diasuhnya selama ini.
            “kuur jiwamu,anakku. Lebih baik seratus orang menjadi gantimu berangkat ke akhirat,asalkan engkau tidak pergi meninggalkan kami selamanya. Hiduplah kalian terus,semoga kelak kalian bisa menjadi tumpuan harapanku sepeninggal orang tuamu.
            Selama prosesi penguburan jasad kedua orang tuanya dimakamkan sepanjang itu pula tak henti-hentinya jeritan kedua putri itu menggema  merambati relung hati orang-orang.
            Berselang beberapa bulan sepeninggalan penguasa Tompoq Tikka datanglah We Tenrijelloq yang merupakan saudari dari We Pada Uleng datang ke istana Tompoq Tikka segera dia masuk di istana dan duduk disamping kemanakannya.
            Dengan nada tinggi menyuruh kedua putri yatim piatu itu untuk menuju kerajaan Sao Loci. Mendapat perlakuan yang kasar itu membuat kedua putri itu sedih dan tak bisa melakukan apa-apa,disudut matanya  air mata begitu saja bercucuran.
            Seperti awan berarak dan langit memear melihat kedua keponakannya itu. Dengan berang We Tenrijelloq bangkit dan bagai orang yang dimabuk tuak ia mondar mandir mengacungkan telunjuknya memerintahkan membongkar semua tempat penyimpanan harta peninggalan We Pada Uleng. Dalam waktu singkat habislah semua harta benda kerajaan Tompoq Tikka bahkan seutas benangpun tak ada yang tinggal kecuali gelang,sarung selliq dan semua pakaiaan kebesaran kedua putri itu.
            Menyaksikan kelakuan liar bibinya mebuat kedua putri itu terpaku. Keduanya semakin tak mampu berbuat apa-apa menyaksikan perubahan drastis pada orang yang mestinya menjaganya. Diamatanya bibinya telah menjelma menjadi binatang buas.
            Sesampainya di Sawammegga didapati sebauh surat didalam harta benda yang mereka ambil yang berbunyi:
            “Jika saja ada orang  yang berani menyentu dengan tangan pagar guci,jendela emas kemialau,pembatas dari timbikar keemasan istana Tompoq Tikka,maka dia akan hancur dan pendek umur. Tak akan muncul semata jarum pun keturunannya,rakyatnya akan punah,akan ditenggelamkan negerinya,dan hilang dibawah arus.”
            Usai membaca surat itu,beranglah  We Tenri Jelloq ia pun berpaling dan berseruh pada pesuruhnya untuk menyampaikan kepada rakyat Tompoq Tikka untuk datang ke Sawammegga dan akan celaka bagi mereka yang mengasihani anak yatim piatu yang tinggalkan penguasa Tomppoq Tikka.
            Mendengar seruan itu kian gelisalah kedua putri itu,kesedihan menyiksa hari-harinya,telah benar-benar hancur perasaanya.
            “Sudah tiga puluh malam berlalu dirampasnya harta kita adinda,semenjak itu pula korongkongan kita tak dilalui oleh sebutir nasi. Hanya air putih yang rajin memasuki kerongkongan kita” ratap We Adiluwuq sambil membelai rambut adiknya. Ditariknya napas dalam-dalam berusaha menghilangkan sesak dan sedih menggumpal didalamnya.
            Tiga bulan berlalu sejak dirampasnya harta benda istana Tompoq Tikka karna tak tahan dengan penderitaan muncullah didalaam beneak We Adiluwuq untuk pergi membuang diri ketempat yang jauh. Tak kuat rasanya ia hidup tanpa dapat merasakan nikmatnya nasi dan berbagai makanan melalui kerongkongannya. Tak pula kuat ia harus dijauhi oleh penduduk negerinya karena takut dihukum dan dibinasakan oleh penguasa Sawammegga jeka mendekatinya.
            Disuatu hari yang cerah “ adinda We Datu Senggeng,mungkin sebaiknya kita pergi saja membuang diri.entah disana kita akan mati,atau tetap bertahan hidup. Ini lebih baik dilakukan dari pada kita harus mati tersiksa bati” menangis sambil berkawa We Adiluwuq. Tangannya yang lembut mengusap-usap rambut adiknya yang hanya mampu mengalirkan air mata.
            Meski mereka bersepakat, namun mereka belum juga mengetahui kemana mereka harus membawa diri. Penuh kepasrahan merekapun memohon tuntunan kepada kedua orang tuannya.
            “Duhai Puang,menjadi anginlah engkau membimbing perjalan kami yang tak menentu ini. Iringilah kami ketempat yang jauh. Tak sanggup lagi kami tinggal di Tomppoq Tikka,mmandangi istan yang kau tinggalkan menyisakan duka dihati kami.” We Datu Senggeng memohon dengan sangat.
            We Adiluwuq kemudian berdiri mengiringi adiknya berjalan mengikuti kata hati. Tiba-tiba angin harum diperintahkan oleh turung Belae, mengiringi kedua anak yang sangat disayanginya. Kedua putri itupun berangkat menelusuri perbukitan, tanpa mengenal lelah mereka mendaki dan menurungi bukit sampai disebuah lembah mereka menjumpai sekawanan babi liar merekapun ketakutan sembari berputus asa bahwa meraka akan mendekati kematian tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berjalan dengan mengumpulkan segala keberanian yang tersisa. Namun tiba-tiba  seekor babi jantan keluar dari kawannanya sambil berkata “menyembahlah kalian sebab akan lewat turunan dari Puang Turun Belae di Tomppoq Tikka.
            Babi jantan itu pula menyampaikan agar kiranya kedua putri itu untuk kembali ke negrinya sebab tak cukup setahun harta mereka akan kembali dan menempati kembali isatan kerajaan. Namun kedua putri itu tetap melanjutkan perjalanan karna mereka sudah dirundung dengan keputus asaan.
            Keduanya terus saja berjalan menelusuri hutan mereka kerap kali menemukan kawanan hewan liar dan menyampaikan perkatann seperti yang diakatan oleh babi jantan tadi. Tetapi mereka tetap menghiraukan dan terus melanjutkan perjalanannya sampai suatu sungai yang membentang ditengah hutan belantara mereka berhenti didapatinya kawanan buaya yang memnuhi sungai tersebut, mereka kembali terperanjat oleh rasa takut.
            Belum selesai keterkejutan dan ketakutan mereka tiba-tiba seekor buaya mendekati mereka. Sama dengan binatang yang mereka jumpai sebelumnya buaya itupun meminta “  segeralah kembali sebab tidak sampai lima bulan semua harta bendanya akan dikembalikan dan mereka juga akan menempati kembali istan negrinya bahkan kata buaya itu akan datang berlabuh kapal keemasan yang diumpangi seorang putra mahkota benrama Batara Lattuq. Ia adalah keturuna manurunge ri Luwu. Ia berlayar  menuju ke Tomppoq Tikka untuk mencari istri yang sederajat  dengannya.
            Melihat kegelisahan dari kedua putri itu maka buaya tersebut menawari tumpangan untuk menyebrangi sungai. Naiklah kedua putri itu diataas buaya tersebut sesampai disebrang sungai segera mereka turun setelah mengucapkan terimakasih mereka segera melanjutkan perjalanan.
            Hingga akhirnya mereka mendapatkan persimpangan mereka kebingungan dan memutuskan untuk berpisah namun meraka tak pernah sampai ditempat tujuan masing-masing. Mereka tetap saja bertemu ddipersimpangan tempat mereka berpisah. Tujuh kali mereka berpisah,tujuh kali pula mereka bertemu dipersimpangan jalan yang sama.
            Karena kelelahan setelah berputar-putar tanpa mampu keluar,merekapun berhenti. We Datu Senggeng lantas menjatuhkan diri dan duduk disamping kakaknya.
            “Tak sanggup lagi aku berjalan,betisku mengeras,telapak kakiku melepuh..sakit..,” keluhnya sambil memperlihatkan telapak kakinya yang semula halus,telah rusak. Air matanya mengalir beriringan dengan peluh diwajahnya. Dengan napas tersenggal-senggal ia kemudian melanjutkan perkataannya “sudah tak sanggup pula bpergelangan kakiku bergerak dan sakit pula perutku kakanda,biarkanlah aku tinggal ditengah pdang rumput ini,menerima ketentua To Palanroe. Kalaupun aku harus mati,biarlah menghembuskan nafas terakhirku disini.”
            Tak tega ia melihat penderitaan adiknya itu meskipun We Adiluwuq  juga merasakan sakit ditubuhnya.
            “Kuur jiwamu, adinda. Semoga tetaplah semangat kekahyanganmu. Janganlah engku berkata seperti itu,” ucapnya seraya merangkul adiknya dan membaringkan dipangkuannya. We datu Senggeng bebrbaring ditengah padang rumput,sambil tubuhnya dipijat oleh kakanya. Karena kelelahan, keduanya tertidur hingga pagi menjelang.
            Saat terbangun meraka merasakan lapar dan tenggorokannya benar-benar kering, mereka merasakan haus dan lapar yang luar biasa mendera tubuhnya.
            Setelah keduanya berpikir panjang terlintas dibenak mereka bahwa apa yang dikatakan oleh binatang yang mereka jumpa diperjalanna bukanlah dusta, mungkin itu adalah tanda yang dibrtikan oleh To Palanroe.

            Tidak terlalu lama menimbang, keduanya akhirnya bersepakat untuk kembali ke Tomppo Tikka..............

Minggu, 14 Februari 2016

Konflik Timur Tengah

                Dunia modern sekarang ini konflik semakin bergejolak, khususnya negara-negara islam yang ada ditimur tengah. Perang tak henti-hentinya padam,dan kerusuhan tiada akhir yang menyebabkan rakyat timur tengah merasakan tak ada lagi kedamaian dan jaminan akan kelangsungan hidupnya dihari esok. Berbicara mengenai konflik timur tengah, tentunya kita akan lebih tertuju terhadap dua negara besar yang sama-sama bernuansa islam yakni Arab Saudi yang  berpopulasi 24 juta jiwa, 85% beraliran sunni sedangkan Iran yang memiiki populasi sekitar 85 juta jiwa dan 91 %  beraliran Syiah. Perbedaan aliran islam yang dianut oleh kedua negara besar tersebut tentunya menjadi salah satu faktor yang mendasari terjadi konflik yang berkepanjangan. Sebelum membahas konflik yang terjadi antara Arab Saudi dengan Iran, akan lebih baiknya jika kita mengetahui sejarah dari kedua aliran yang dianut kedua negara tersebut.

                 Pada awalnya konflik ini terjadi setelah rasulullah  wafat. Rasulullah tidak sempat mewariskan kekuasaan kepada salah satu sahabatnya sebelum dia wafat sehingga kelima sahabatnya terpecah belah dengan ideologi masing-masing yang ingin berkuasa hal ini lah yang menyebabkan konflik terus-terusan terjadi sampai sekarang. Konflik yang terus-terusan terjadi ditimur tengah memicu munculnya kelompok-kelompok islam radikal seperti mana yang kita ketahui isis misalnya yang sekarang banyak diperbincangkan dan menjadi musuh bersama.

                Konflik yang terjadi ditimur tengah bukan hanya kebencian,bukan hanya hanya kelompok-kelompok radikal yang tumbuh, jika kita melihat demikian itu artinya kita melihatnya dengan menggunakan kacamata kuda. Perlu kita ketahui bahwa yang terjadi ditimur tengah  adalah impereailism dan imperealism ditandai dengan ekspansi ekonomi,perluasan wilayah politik,dan penyebaran agama,hal ini lah yang tengah terjadi ditimur tengah akan tetapi ketiga imprealism ini diramu menjadi satu dan melahirkan kelompok-kelompok radikal yang berideologi yang berbeda-beda.

Banyak reprensi terkait isu timur tengah, munculnya gerakan-gerakan radikal seperti ini bukan hanya perbedaan ideologi melainkan adanya ketidak adilan sosial, dan kesenjangan ekonomi yang terjadi di timur tengah. Ekspansi negara-negara eropa kewilayah Asia,afrika, dan timur tengah memicu pula gerakan-gerakan radikal bermunculan, di Mesir misalnya telah berdiri kelompok economuslim yang dalam waktu singkat bisa menggalang massa begitu pesatnya karna adanya isu imperealisme yang waktu itu menguasai Mesir. Jadi munculnya gerakan isalm radikal ini disebabkan danya isu imperealism,ketidak adilan sosial, kesenjangan sosial, dan ada pula ketidak puasan terhadap pemerintah yang berkuasa.

                Sebagai negara yang memiliki populasi muslim terbnyak kedua tentunya kita juga akan berbicara mengenai langkah indonesia dalam menyikapi konflik yang terjadi di timur tengah. Indonesia memberikan konsep islam nusantara yang seperti mana kita ketahui bukan bagian dari sekte islam, yang mampu menghargai nilai-nilai budaya ,kearifan lokal yang ramah dan toleran., Islam Nusantara sangat berbeda dengan yang ada ditimur tengah yang lebih eksklusif. Jadi nilai-nilai islam Nusantara yang akhir-akhir ini didengarkan, bagaimana kita diajarkan islam secara inklusif. Seperti kita ketahui islam masuk di Indonesia bukan melalui jalur kekeran maupun peperangan berbeda dengan islam yang ada di Eropa, Afrika bagian utara. yang masuk melalui jalur penaklukan dan ekspansi. Jadi tentara-tentara islam yang berpusat di timur tengah mengirim pasukan untuk mengekspansi wilayah-wilayah kemudian melakukan penyebaran agama Islam. Di indonesia sendiri islam masuk melalui jalur perdagangan , Tasawuf, dan ajaran Sufi, bukan melalui jalur politik kekuasaan sehingga islam yang muncul  di Indonesia adalah Islam yang rama dan toleran.

                Konflik berkepanjangan yang terjadi di timur tengah tak  lepas pula campur tangan pihak ketiga yakni negara-negara barat yang terus-terusan mengadu domba negara-negara islam. Hal ini disebabkan karna adanya kebencian negara barat saat islam mengekspansi dan menyebarkan agama di negri eropa khususnya Cordoba yang menjadi pusat islam eropa, bukan hanya itu pula akan tetapi dekade terakhir ini negara timur tengah mengalami kemajuan ekonomi sedngkan negara-negara barat perlahan mengalami kemunduran. Merespon hal ini para tokoh-tokoh penting barat yang punya otoritas, termasuk di dalamnya para intelijen, menggelar pertemuan untuk membahas bagaiman langkah politik yang ditempuh. Hasil keputusan tersebut salah satunya melakukan konspirasi untuk memecah belah semangat persatuan dan kesatuan negara-negara islam yang notabenenya berada di timur tengah.

Sejumlah organisasi juga di gerakkan di daerah strategis timur tengah yang menjadi penyebab timur tengah bergejolak, rawan konflik dan tak pernah damai. Salah satu bentuk organisasi, misalnya berbentuk organisasi islam radikal. Sebagai spekulasi ISIS bisa jadi adalah bentukan negara Barat yang punya otoritas penuh.

                Sebuah pertanyaan besar mengapa timur tengah rawan konflik, mengapa timur tengah tak pernah damai padahal Islam tak pernah mengajarkan peperangan?. Tentu jawabannya adalah keberhasilan konsfirasi barat mengadu domba, memecah belah, dan membuat situasi tidak stabil di negar-negara kawasan timur tengah.


Atas nama perdamaian dan kemanusiaan umat muslim harus saling bersatu dan kuat dalam mengahadapi politik adu domba yang dilakukan oleh negara-negara barat, sebab persatuan dan saling menghargailah yang akan melahirkan perdamaian. Pertumpahan darah harus segera diakhiri dan lembaran baru harus segera di buka, jangan ada lagi korban yang berjatuhan.  Anak – anak sudah cukup melihat orang tua mati demi melindungi anak yang dicintainya.  Jika konflik ini tidak segera akhiri tidak dapat dipungkiri bakalan menyebar kepenjuru dunia dan jika hal itu terjadi tentunya tak akan ada tempat yang aman dan tak akan ada jaminan hari esok masih bisa merasakan hangatnya mentari pagi.

Sabtu, 22 Agustus 2015

SUARA KAUM TERTINDAS
OLEH : IRWANSYAH

Dulu kami hidup damai nan tentram,
Tampa ada ketakutan untuk melangkah..
Lautan luas tempat kami menggantungkan hidup,
Kami bebas mengarunginya tanpa ada hambatan..
Namun sekarang hanyalah kenangan indah bagi kami.
Saat zaman modernisasi kota...
Kini setiap langkah kami penuh rasa takut,
Yahhh.... rasa takut...
Kami takut rumah kami dihancurkan.
Kami takut mata pencaharian kami hilang.
Kami merintih... ketakutan,
saat pria bertopeng suruhan kalian datang mengancam kami.
Kini tanah tempat kami bertahan hidup.
Lautan tempat kami mencari nafkah.
Terancam hilang karna modernisasi kota..
Pemerintah yang mengatas namakan rakyat,
Kini berpaling tampa memikirkan nasib kami...
Lewat tulisan ini kami sampaikan penderitaan kami..
Sudah cukup kami dibodohi,
Oleh bidadari siang bolong dengan lembaran uang disakunya.
Dan bertindak bagaikan iblis dimalam hari..
Sudah cukup kami terusik rencana penggusuran rumah kami..
Demi bangunan-bangunan tinggi yang kalian rencanakan..
Kini kami bangkit menuntut kesejahtraan kami.
Kami bangkit melawan penindasan,
Yang mengusik ketenangan kami...
Semoga kalian yang duduk dikursi empuk itu.
Tidak memejamkan mata..
Lihatlah penderitaan kami.
Dengarlah rintisan tangis kami.