Perjalanan Hidup Arung Palakka
Hingga ke Batavia
Suatu hari tepatnya tanggal 15
september 1624 lahir seorang putra bangswan di wanua Lamatti kerajaan Mario
Riwawo. Anak itu memiliki tubuh yang besar dan kemauaannya tidak bisa dibatasi
sehingga diberi nama La Tenri Tatta Toapatunru.
Diwaktu kelahirannya keadaan antara
kerajaan saat itu tidaklah kondusip, peperangan silih berganti terjadi antar
kerajaan-kerajaan besar.
Saat latenri tatta berumur 11 tahun kerajaan Bone yang dipimpin La
Maddaremmeng mengalami kekalahan. Karna kerajaan Bone dianggap sebagai kerjaan
besar dan penaklukannya membutuhkan biaya yang besar maka kerajaan Bone
dijadikan kerajaan palili ata ri kale.
Pasca peperangan itu raja beserta bangswan serta prajurit kerajaan
bone di tahan ditempat pengasingan Sanrangen. La Tenri Tatta termasuk
bangsawan yang diasingkan bersama dengan
orang tuanya. La Tenri tatta mendapat perlakuan yang berbeda dengan bangswan
lainnya. Dia diasuh dan dijadikan pembawa Ammiccung
oleh karaeng Patingalloang. Dari sinilah
La Tenri Tatta banyak mendapatkan pengetahuan dan mengetahui pulah sistem
pemerintahan kerajaan Gowa.
Dikarenakan La Tenri Tatta dimata
Karaeng Patingalloang dianggap sebagai anak
yang penurut,tidak banyak tingkah dan pasih menguasai bahasa melayu dan
dalam permainan yang sering dimainkan oleh anak bangsawan seumurannya tiddak
ada yang bisa mengunggulinya maka karaeng Patingalloan menjadiakannya sebagai
anak angkat. La tenri Tatta diberi gelar paddaengeng Dg. Serang oleh karaeng
Patingalloang. Nama inilah yang menjadi sapaan akrab Latenri Tatta sewaktu
berada di kerajaan Gowa.
Latenri tatta Selama mendampingi
Karaeng Patingalloang dia mengenal banyak petinggi kerajaaan Gowa disini pula
dia mengenal I Mallombassi yang dijodhkan sejak kecil dengan kakak angkatnya.
La Tenri Tatta juga seringkali mengunjungi tempat penggalian parit benteng
Ujung Pandang disinilah dia meliahat orang senegrinya dipekerjakan.
Setelah meninggalnnya karaeng
patingalloang pada tanggl 15 september 1654. Latenri Tatta bersama keluarganya
berganti tuan ke tangan karaeng Karungrung yang merupakan putra dari karaeng
Patingalloang. Berbeda dengan ayahnya karaeng karunrung memiliki sikap yang
keras dan bertindak semena-mena terhadap para tawanan.
Suatu waktu benteng Panakukang jatuh
ketangan VOC, kekhawatiran besar terjadi dalam kerajaaan Gowa. Raja Gowa beserta
Bate salapang menggelar Tudang Sipulung.
Hasil dari pertemuan itu diputuskan untuk menghalui jika terjadi serangan oleh
VOC pertahanan Gowa harus segera diperkuat dengan pembangunan benteng Ujung
Pandang harus segera diselesaikan.
Kareng karunrung dipercayakan
bertanggung jawab dan memantau pembangunan benteng tersebut. Agar pembangunan
benteng Ujung Pandang segera rampung maka diperintahkan kepada Jennang To Bala
untuk mendatangkan 10.000 pekerja dari kerajaan Bone dan Soppeng.
Jennang To Bala segera melaksanakn
perintah tersebut dia tak punya waktu untuk memilih orang yang akan direkrutnya
selama fisiknya memumpuni dia direkrut. Dengan alat dan bekal rakyat Bone berangkat
ke Gowa. Sesampai di Gowa banyak diantara
pekerja itu jatuh sakit karna kelelahan terutama dari golongan anak-anak. Kabar
kedatangan 10.000 rakyat tersebut sampai ditelinga tawanan bangsawan Bone. Banyak
diantara mereka memutuskan untuk menengok orang-orang senegrinya ketika baru
tiba ditempat pembangunan.
Iba hati melihat penderitaan orang-orang
senegrinya dipekerjakan. Mereka dipekerjakan
dibawah terik matahari pantai yang sangat menyengat kulit, mereka bekerja dari
pagi sampai petang. mereka hanya diberi waktu sedikit untuk beristirahat dan
makan dari bekal nasi jagung dan serbuk ikan kering yang lebih banyak garam
daripada ikannya. Sunggu naas nasip yang menimpa rakyat sengrinya mereka yang
bermalasan dicambuk oleh mandor yang tak kenal perikemanusiaan bahkan yang
dianggap membangkan kakinya dirantai sambil bekerja, tak hanya itujika
kedapatan ada yang melarikan diri mereka akan dihukum mati.
Tidak hanya itu karna tenaga kerja
yang diaanggap masih kurang maka karaeng karunrung memerintahkan para bangswan
Bone untuk bekerja termasuk La tenri Tatta. Perintah untuk mempekerjakan
bangsawan tidak bisa di terima oleh jennang To Bala dia menganggap bahwa melibatkan bangsawan
dalam pekerjaan kasar terlebih jika bengsawan itu memiliki dari To Manurung
merupakan sebuah penghinaan besar. Dari sinilah muncul dibenaknys untuk
merangcang strategi melarikkan diri beserta para pekerja itu dari kerajaan
Gowa.
Sepulang dari tempat pekerjaan pembuatan
Benteng La Tenri Tatta mendapati ibu beserta istrinya tengah tertunduk sedih
hal itu tentu membuatnya khawatir dan segera menayakan apa gerangan yang sudah
terjadi. Setelah menngetahui ayahnya telah dibunuh secara keji oleh pasukan
kerajaan Gowa karna memberontak saat melihat pekerja yang melarikkan diri
dibunuh seperti hewan.
La
Tenri Tatta tak sempat melihat jasad ayahnya kerna segera dikuburkan paska
peristiwa itu. Hal ini membuat La Tenri Tatta sangat marah meskipun dia tidak
bisa berbuat apa-apa.
Beranjak dari peristiwa kematian
kakek dan ayahnya beserta penderitaan rakyat senegrinya yang tak pernah lepas
dari pikirannya, maka dia menerima tawaran jennang To Bala untuk memlarikkan
diri tempat pembangunan benteng Ujung Pandang.
Pertemuan
untuk mematangkan strategi pelarian dilakukan saat malam hari secara
sembunyi-sembunyi, meskipun tanpa pengcahayaan tidak menyurutkan semngatnya
untuk menyusun rencana pelarian. Setelah rencana pelarian tersusun dan
pimpinanan pelarian telah diputuskan termasuk La Tenri Tatta memimpin sebagian
dari kelompok Pelarian beserta bangswan lainnya. Kini hanya menunggu waktu yang
tepat untuk melaakukan aksi pelarian.
Waktu yang dianantikan pun tiba,
saat itu keraajan Gowa mengadakan pesta panen di Tallo dan keamanan dipusatkan
di tempat pesta tersebut. Momen ini dimanfaatka oleh Latenri Tatta dan To Bala
sebagai momen tepat untuk melaksanakan rencananya. Pelarian pun dilaksanakan
saat malam hari tepatnya malam sabtu. Pelarian itu terpencar dengan pemimpin
yang sesuai keputusan saat petemuan menyusun rencana pelarian. Mereka berkumpul di ditempat yang sudah ditentukan yang berada di
wilayah kerajaan Bone. Dalam pelarian La tenri Tatta hampir terkejar oleh
pasukan gowa di marusu (maros) tapi berkat bantuan dari orang Marusu La Tenri
Tatta berhasil menjauhkan diri dari jangkauaan perajurit Gowa.
Sesampai ditempat pertemuan La Tenri
Tatta kemabali mendapatkan kabar sedih dia mendapakan kabar bahwa sehari
setelah Ibunya We Tenri Sui sebagai
pewaris kerajaan Pallakka meninggal. Oleh karena itu rakyat Palakka membulatkan
tekad untuk menjadikan La Tenri Tatta sebagai raja palakka, dari sinilah La
tenri Tatta bergelar Arung Palakka.
Sesampai Arung Palakka di Bone dia
diperhadapkan persoalan kekuatan tempur untuk menghadapi agresi Gowa. Arung
Palakka bersama To Bala berusah menghimpun kekuatan tempur dengan mengajak La
tenri Bali raja Soppeng untuk ikut serta dalam pertempuran. meskipun mengalamai
pro kontro dikalangan bangswan soppeng akhirnya La tenri Bali di pertemuan yang
di kenal dengan Pincara Loppie ri Attapang
menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan kepada arung Palakka. Dari pertemuan
itu arung Palakka mendapat bantuan sebanyak 11.000 pasukan dari kerajaan
soppeng.
Suatu hal yang membuat arung Palakka
sangat kecewa yakni ketika Arung Palakka meminta bantua kepada kerajaan Wajo
yang sebelumnya meruapakan aliansi dari perjanjian Tellumpoccoe menolak untuk memberikan bantuan kepadanya.
Peperangan antara pasukan arung
Palakka dengan I Nallumbassi pertama kali terjadi di sulling daratan antara
cenrana dan lamuru. Pasukan Arung Palakka tidak cukup kuat menahan pasukan Gowa,
peperangan kemudian berlanjut di Matango dalam perang ini pasukan arung Palakka
kembali kalah.
Perang ketiga berlanjut ke daerah
Labai sekitaran pegunungan dekat lamuru.Pada peperangan ini pasukan Arung
Palakka berhasil menang dan memukul mundur pasukan Gowa. Pasukan tambahan Gowa
segera dikirimkan bersama dengan ahli tembak dari Melayu, mereka dikirim
melalui jalur laut dan tiba di Pammana disini mereka mendapat tambahan dari
Wajo. Pasukan tambahan Gowa beserta Wajo memutuskan untuk menyerang Soppeng,
wilayah soppeng diporak-porandakan, beberapa wilayah yang dilaluinya dibakar. Hal
ini sangat berpengaruh tersehadapa pasukan Soppeng yang dipimpin langsung oleh
La Tenri Bali yang kemudian memutuskan untuk mundur dari pertempuran dan
kembali mempertahankan kerajaannya.
Sekembalinya pasukan Soppeng membuat
Arung Palakka kalah karna kehilangan kekuatan akhirnya Arung Palakka Terdesak di
Ulaweng kemudian memutuskan untuk mundur ke pegunungan Mampu,peperangan kembali
pecah dan Arung Palakka kembali mengalami kekalahan dan mundur ke daerah jaling
sampai akhirnya terperangkap di Watampone.
Dipertempuran lain pasukan yang
dipimpin oleh To Bala terjadi di Lamuru
dengan prajurit Gowa yang dipimpin oleh Karaeng Sumannak pada
pertempuran ini To Bala kena tembak dan jatuh dia pun tertangkap dan dipenggal.
To Bala adalah orang yang paling dicari oleh kerajaaa n Gowa karna dianggap
sebagai otak dari pelarian para pekerja bersama bangsawan yang ada di Gowa. Setelah
berita meninggalnya To Bala prajurit Bone kehilangan semngat tempur terlebih
lagi Arung Palakka berita kematian To Bala membuatnya bersedih bagaikan anak
ayam yang kehilangan induknya. Arung Palakka sangat asing dengan bone dia banyak
mengetahui wilayah dan potensi kerajaan Bone. Arung Palakka pertama
menginjakkan kaki di kerajaan Bone saat ia menggantikan ibunya sebagai raja
palakka.
Kematian To Bala tidak lepas dari
serangan mendadak kerajaaan Wajo yang memebantu Gowa. Dengan sisa pasukan Arung
Palakka menghimpun kekuatan bersama soppeng unutk menyerang Wajo. Setelah berhasil
menghimpu kurang lebih 4.000 seranganpun
segera dilancarkan tapi serangan itu gagal karna wajo mendapatkan bantuan dari
kerajaan Gowa.
Pasca kekalahan dari peneyerangan
itu arung Palakka bersama pasukannya berlindung dari suatu tempat ke tempat
lainyya,dari satu gua ke gua lainnya. Sementara pasukan kerajaan Gowa berada
dimana-mana memngurangi gerak-gerak arung palakka.
Pada 18 oktober 1660 karaeng
Sumannak beserta pasukannya kemballi ke Gowa. Arung Palakka kembali menyusun langkah untuk
membangun kekuatan. Tetapi arung palakka lelah. Harapan sepertinys hanya
tinggal harapan ibarat punduk merindukan bulan.
Dalam keputusa asaan Arung Palakka
muncul dibenakknya untuk meninggalkan tanah bugis untuk mencari bantuan,
baginya mencari bantuan di tanah Bugis sepertinya sudah tertutup. Kerajaan gowa
telah begitu besar kekuatannya menyebut namanya saja orang akan ketakutan.
Arung Palakka beserta 400 pasukan
setianya sepakat untuk meninggalkan tanah bugis tapi terkendala oleh biaya,
Arung Palakka tidak mempunyai biaya untuk memnghidupi dirinya beserta
pasukannya di perantuan, kini untuk mendapatkan bantuan hanaya bisa didapatkan
oleh La Tenri bali yang selalu mendukungnya. Setelah bertemu dan menceritakan
apa yang dialami dalam pelariannya La Tenri bali pun sepakat terkait rencana
Arung Palakka dan memberikan emas dan benda pusaka sebnyak 60 kg. Sedangkan dari
kerajaan Bone Arung Palakka tidak mendapatkan apapun, Bone sudah tidak memiliki
apa-apa lagi untuk diberikan, bangsawan banyak yang ditawan beserta harta
bendanya dirampas. Pada saat itu bisa dikatakan Kerajaan Bone paling miskin
diantara kerajaan lainnya.
Pada 25 september 1660 Arung Palakka
meninggalkan Bone dan berlayar menuju Buton, kepergian Arung Palakka ke Buton
membuat kerajaan Gowa marah dan segera mempersiapkan pasukannya megejar arung
Palakka.
Sesampai
Arung Palakka ke Buton, dia beserta pasukannya ditempatkan ditempat yang
berbeda-beda. Selama di Buton aung Palakka bersama sultan Buton kerap melakukan
pertemuan untuk melepaskan diri dari pengaruh Gowa tetapi dikarenakan kerajaan
Buton negri kecil dan tidak memiliki pasukan yng kuat sehingga dia hanya
memberikan perlindungan kepada Arung Palakka.
Tidak lama kehadiran Arung
Palakka sampai pulalah prajurit pengejar
Arung palakka tetapi berkat tipu muslihat yang dilakukan oleh Sultan Buton
Arung Palakka berhasul diselamatkan tanpa adanya peperangan.
Kurang
lebih tiga tahun Arung palakka bermukim di Buton dia kemudian memutuskan
berangkat ke Batavia setelah mendapatkan ususlan dari bangsawan Buton. Sebelum berangkat
Arung Palakka mengutus Arung Pattojo untuk berangkat lebih dahulu dan mengatur
pertemuan dengan petinggi VOC yang ada di Batavia. Akhirnya pada November 1663
Arung Palakka meninggalakan Buton dan berlayar ke batavia menggunakan kapal
yang disediakan oleh VOC. Sesampai di Batavia Arung Palakka ditempatkan
diwilaya Angke.
Itu perjalanan arung palakka sehingga bisa sampai di Batavia hingga menjalin sebuah
aliansi yang akhirnya kerna aliannsi yang mereka jalin untuk memerangi Gowa
sehingga Arung Pallakka dianggap Sebagai penghianat. Peperangan antara VOC dengan kerajaan Gowa
yang melibatkan Arung Palakka di pihak VOC diartikan sebuah penghianat bangsa. Pertanyaannya
adalah Arung Palakka menghianat kepada siapa?.
Pada zaman kerajaan perang menjadi
solusi untuk memecahkan persoalan yang muncul. Perang sebagai jawaban untuk
menjawab tantangan,semua kerajaan berusaha untuk merdeka. Mereka juga kerap
kali membuat perjanjian untuk mengakhiri perang meskipun tak sepenuhnya dipatuhi.
Kerajaan – kerajaan besar terkadang memaksakan kehendaknya sehingga perang
kembali pecah. Kerajaan kecil mencoba membangun kerja sama agar kuat jika
seandainya diserang. Mereka tidak mencari akar persoalannya Dan hal inilah yang terjadi dalam sejarah
panjang wilayah sulawesi selatan. Perang tak kunjung usai.
Jika
demikian persoalannya sehingga mengapa Arung Palakka dalam pengembaraannya yang
kontroversial menyusuri rellung-relung sejarah selalu berkata :
“ Kupergi meninggalkan Gowa.
Terbawa perasaan duka dan haru.
Inilah yang membuat daku datang
berkunjung kepada “tuan”
Kuberharap mau mewujudkan harga
diriku
Dan mengembalikan kembali hartaku
Semoga tuanlah yang mengantar daku
kembali ke Gowa
Daku sudah ke negri Buton mencari
kekuatan
Daku sudah ke negri Bima mencari
kekuatan
Daku sudah ke negri Sumbawa mencar
kekuatan
Daku sudah Ke negri Bali mencari
kekuatan
Daku Sudah Ke Negeri Buleleng
mencari Kekuatan.
Semua hanya berkata, daku tak punya
kekuatan.
Itulah mengapa daku datang kemari
kiranya engkau dapat
Memulihkan harga diriku dan
mengembalikan rasa kasih sayangku
Daku sangat berharap engkau juga
dapat membawa diriku menyerang kembali ke Gowa.
Untuk membebaskan negrinya dari
penjajahan yang dilakukan oleh kerajaan gowa arung palakka sudah berkelana
mencari bantuan kekuatan dari musuh kerajaan Gowa tetapi tidak ada yang berani mengangkat senjata melawan Gowa bahkan
kerajaan Wajo yang merupakan kerajaan tetangganya juga tak mau membantunya
bahkan kerajaan wajo membantu pula memerangi pasukan Arung Palakka. Hal ini yang
kemudian membuat Arung Palakka meminta bantuan kepada VOC yang dari dulu ingin
menguasai kerajaan Gowa sebagai jalan terakhir.
Memakai kecamata masa kini untuk
menganalisa kejadian di masa lalu, merupakan hal yang membuat persoalan tambah
rancu. Bagaimana mungkin memiliki seorang pahlawan nasional ketika negara belum
terbentuk. Bagaimana mungkin mendeskreditkan seseorang menjadi penghianat
ketika ketika tidak diketahui menghianat kepada siapa?.
I Mallombassi meninggal di usia
mudanya. Beliau Wafat setahun setelah runtuhnya benteng Sombaopu 24 juni 1669. Beliau
wafat 12 juni 1670. Lain halnya dengan Arung Palakka yang meninggal kurang
lebih 26 tahun pasca meninggalnya I Mallombassi. Lantas mengapa ada yang
dikatan sebagai penghianat dan pahlawan padahal waktu itu mungkin konsep Negara
Indonesia belumlah ada.
Perlu kita ketahui pada waktu
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan masa-masa mempertahankan kemerdekaan
ditahun 1945-1950, muncul sejumlah tokoh
yang sangat berpengaruh misalnya A.
Pangerang Petta Rani, A. Mappanyukki, A. Djemma. Ketiganya adalah orang-orang
yang sangat berpengaruh di era itu dan mereka adalah buah strategi arung
palakka untuk mempersatukan kerajaan-kerajaan sulawesi selatun melalui politik perkawinan
yang di lakukannya di abad XVII.










